Friday, April 17, 2020

Keistimewaan Aisyah Istri Baginda Rasulullah

Keistimewaan Aisyah Istri Baginda Rasulullah

Beliau adalah Ummul Mukminin Ummu Abdillah Aisyah binti Abu Bakar, istri tercinta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau lahir empat tahun setelah diangkatnya Muhammad menjadi seorang Nabi. Ibu beliau bernama Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir bin Abdi Syams bin Kinanah yang meninggal dunia pada waktu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup yaitu tepatnya pada tahun ke-6 H.





Rasulullaahu ‘alaihi wa sallam menikahi Aisyah dua tahun sebelum hijrah melalui sebuah ikatan suci yang mengukuhkan gelar Aisyah menjadi ummul mukminin, dimana Aisyah masih berumur 6 tahun. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membangun rumah tangga dengannya setelah berhijrah, tepatnya pada bulan Syawwal tahun ke-2 Hijriah dan ia sudah berumur 9 tahun.

Aisyah menceritakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahiku pasca meninggalnya Khadijah sedang aku masih berumur 6 tahun, dan aku dipertemukan dengan Beliau tatkala aku berumur 9 tahun. Para wanita datang kepadaku padahal aku sedang asyik bermain ayunan dan rambutku terurai panjang, lalu mereka menghiasiku dan mempertemukan aku dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam". Dan Kemudian biduk rumah tangga itu berlangsung dalam suka dan duka selama 8 tahun 5 bulan, hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dunia pada tahun 11 H. Sedang Aisyah baru berumur 18 tahun.

Aisyah adalah seorang wanita berparas cantik berkulit putih, sebab itulah ia sering dipanggil dengan “Humaira”. Selain cantik, ia juga dikenal sebagai seorang wanita cerdas yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mempersiapkannya untuk menjadi pendamping Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mengemban amanah risalah yang akan menjadi penyejuk mata dan pelipur lara bagi diri beliau. Suatu hari Jibril memperlihatkan (kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) gambar Aisyah pada secarik kain sutra berwarna hijau sembari mengatakan, “Ia adalah calon istrimu kelak, di dunia dan di akhirat.” (HR. At-Tirmidzi (3880), lihat Shahih Sunan at-Tirmidzi (3041))

Selain menjadi seorang pendamping setiap yang selalu siap memberi dorongan dan motivasi kepada suami tercinta di tengah beratnya medan dakwah dan permusuhan dari kaumnya, Aisyah juga tampil menjadi seorang penuntut ilmu yang senantiasa belajar dalam madrasah nubuwwah di mana beliau menimba ilmu langsung dari sumbernya. Beliau tercatat termasuk orang yang banyak meriwayatkan hadits dan memiliki keunggulan dalam berbagai cabang ilmu di antaranya ilmu fikih, kesehatan, dan syair Arab. Setidaknya sebanyak 1.210 hadits yang beliau riwayatkan telah disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim dan 174 hadits yang hanya diriwayatkan oleh Imam Bukhari serta 54 hadits yang hanya diriwayatkan oleh Imam Muslim. Sehingga pembesar para sahabat kibar tatkala mereka mendapatkan permasalahan mereka datang dan merujuk kepada Ibunda Aisyah.


Friday, March 6, 2020

Keutamaan Sholawat



Assalamu 'alaikum,

Bersholawat adahal salah satu bentuk rasa cinta terhadap Nabi Muhammad SAW. Sholawat diucapkan untuk memuji Nabi Muhammad sekaligus menjadi sebuah doa kepada Allah. Membaca sholawat dengan sesering mungkin akan membantu setiap hamba untuk lebih dekat dan senantiasa mengingat akan Allah dan kebesarannya.

Ketika Anda melakukan sholawat atas nabi Muhammad, maka artinya Anda sedang berdoa untuk memohon kepada Allah. Orang yang rajin bersholawat akan mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad kelak di hari kiamat.


Allah SWT berfirman dalam Al Quran surat Al Ahzab ayat 56 :

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

" Innallaha wamalaa ikatahu yusholluuna 'alannabiy, yaa ayyuhalladziina amanuu sholluu 'alaihi wasallimuu tasliimaa. "

Artinya :
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al Ahzab ayat 56).

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah dan malaikatnya bersholawat untuk Nabi. Allah memerintahkan kepada umat islam untuk senantiasa mengucapkan sholawat kepada nabi sebagai bentuk salam penghormatan.

 Bacaan Sholawat :


Keutamaan membaca sholawat atas Nabi Muhammad SAW :

1. Allah akan membaca shalawat kepadanya sebanyak sepuluh kali lipat.
Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali saja, maka Allah akan membacakan shalawat kepadanya sepuluh kali." (HR Muslim).

2. Rasulullah SAW akan membaca shalawat untuk dirinya.
"Barangsiapa membaca shalawat untukku, maka shalawatnya akan sampai kepadaku, dan aku akan membaca shalawat untuk dirinya. Selain itu akan dituliskan sepuluh kebaikan untuk dirinya."
(HR Thabrani)

3. Para malaikat akan membaca shalawat untuknya.
"Barangsiapa membaca shalawat untukku, maka para malaikat akan senantiasa membaca shalawat untuknya selama orang tersebut membaca shalawat untukku."
(HR Ahmad, Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Majah)
4. Barangsiapa membaca shalawat untuk Nabi, maka ia akan diangkat derajatnya, ditambah kebaikannya dan dihapuskan keburukannya.
"Sesungguhnya Malaikat telah menemuiku, lalu berkata, 'Wahai Muhammad, tidakkah engkau merasa senang bahwa Tuhanmu yang Mahaagung telah berfirman, 'Tidak seorang pun dari umatmu yang membaca shalawat 1 kali, kecuali Aku akan membaca shalawat Sepuluh kali lipat untuknya.
Dan tidak seorang pun dari umatmu yang membaca salam sekali untukmu, kecuali Aku akan membaca salam 10 kali lipat untuknya."
(HR Ibnu Hibban)
5. Ia bagaikan memerdekakan sepuluh hamba sahaya yang dimerdekakannya karena Allah SWT.
"Barangsiapa membaca shalawat satu kali untukku, maka Allah akan menuliskan sepuluh kebaikan untuknya, menghapuskan sepuluh keburukan darinya, mengangkat sepuluh derajat baginya, dan ia bagaikan (memerdekakan ) sepuluh hamba sahaya." (HR Ibnu Abi Ashim)

6. Membaca shalawat merupakan sebab diampuninya dosa-dosa yaitu berdasarkan keimanan seorang mukmin, kecintaannya dan keikhlasannya dalam membaca shalawat untuk Rasulullah.
"Wahai Abu Kahil, barang siapa membaca shalawat untukku setiap hari sebanyak tiga kali dan setiap malam sebanyak tiga kali, karena cinta dan rindu kepadaku, maka Allah SWT mewajibkan atas diri-Nya untuk mengampuni dosa-dosanya pada malam dan hari tersebut."
(HR Ibnu Abi Ashim dan Ath-Thabrani)

7. Membuat shalawat memintakan ampun bagi yang membacanya dan menemaninya dalam alam kuburnya.

ke halaman berikutnya >>